Cari Blog Ini

Selasa, 10 Januari 2017

analisis pengertian masyarakat kota


  kota adalah  tempat berkumpulnya  berbagai macam masyarakat dari pendesaan yang bertujuan untuk melakukan  berbagai macam transaksi dan bertukar hasil produksi. Hingga pada saat ini kota berfungsi menjadi sebuah tempat dimana pusat pelayanan dilakukan atau terjadi dengan baik dan terfasilitasi dengan lengkap untuk masyarakat, sehingga banyak masyarakat dari pendesaan yang berdatangan ke kota untuk mendapatkan pelayanan yang baik.. Perkotaan diklasifikasikan menjadi 4 aspek berdasarkan jumlah penduduknya yaitu, Kawasan perkotaan kecil sebesar 10.000 hingga 100.000 jiwa, Kawasan perkotaan sedang 100.001 hingga 500.000 jiwa, Kawasan perkotaan besar  lebih dari 500.000 jiwa , dan Kawasan perkotaan metropolitan lebih dari 1000.000 jiwa. Berdasarkan jumlah perkotaan di Indonesia, Jakarta merupakan salah satu contoh kota metropolitan.dimana Jakarta memilki jumlah penduduk sebanyak  9.586.706 jiwa. Sedangkan Jakarta tidak memilki lahan yang begitu luas untuk menampung masyarakat yang  setiap harinya semakin bertambah. Kota Jakarta dinilai memilki fasilitas yang lengkap dan infratruktur yang bagus bagi masyrakat jika dibandingkan dengan kota-kota yang lain yang ada di Indonesia.

Sebuah kota akan membludak dan padat jika masyarakat setiap hari bertambah, karena jumlah penduduk tidak sesuai dengan luas wilayah yang dimiliki kota tersebut. dengan kepadatan penduduk kota, hingga timbul beberapa persaingan dalam kehidupannya, baik ekonomi, politik, maupun status social. masyarakat di perkotaan lebih cenderung individualisme dan masyarakat perkotaan juga kurang dalam toleransi social jika dibandingkan dengan masyarakat yang ada di pedesaan yang lebih toleransi. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada suatu kota sangat mempengaruhi kinerja dari pusat kota. Karena semakin luas suatu kota, maka akan  semakin besar beban yang ditanggung oleh pusat kota, dan akan berdampak terhadap perkembangan pemanfaatan lahan yang ada, sehingga diperlukannya struktur perkembangan kota di sebuah kota yang bertujuan untuk menyusun suatu kota, sistem transportasinya dan sebagainya yang bertujuan untuk menata kota tersebut agar berkembang lebih baik. Sehingga memberikan dampak positive bagi masyarakat yang ada perkotaan yaitu mendapatkan pelayanan dan infrastruktur yang baik.

PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI BANTUL DENGAN BANK SAMPAH


Latar Belakang
Masalah lingkungan sekarang ini bukan hanya tanggung jawab sekelompok orang saja, tetapi sudah menjadi tugas dan kewajiban dari semua orang, masalah kita bersama, yang semakin penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas. Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan sampah. Permasalahan sampah di era sekarang sangat sudah tidak asing lagi, karena masalah sampah sendiri merupakan akibat dari perbuatan manusia yang tidak sadar akan lingkungan disekitarnya seperti membuang sampah dan membuang limbah sembarangan yang tidak memikirkan akibat dari perbuatannya,   terutama bagi yang membuangan limbah sampah plastik. Karena kantong plastik telah menjadi sampah yang sangat berbahaya dan sulit dikelola. sehingga akibatnya pun akan berdampak pada masyarakat itu sendiri yakni terjadinya bencana alam seperti banjir, polusi tanah, dan lainnya.
Begitupun sebaliknya jika penataan lingkungan yang baik maka akan menghasilkan lingkungan yang bersih, teratur dan bisa meningkatkan pelestarian lingkungan itu sendiri. Untuk itu perlu adanya peran serta masyarakat dalam memelihara lingkungan sekitarnya yang akan mempengaruhi terjadinya perubahan lingkungan disekitarnya. Begitupun hal yang terjadi di Indonesia saat ini, sampah sudah menjadi permasalahan yang tiada henti untuk dibahas, dan persoalannya pun  tak  kunjung selesai - selesai, karena Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang ada di dunia sebagai penyumbang sampah yang terbesar setiap tahunnya, dimana menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)  indonesia merupakan urutan kedua setelah negara tiongkok dan setiap tahunnya pun semakin meningkat. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Adapun menurut Statistik Sampah Indonesia (2012), jumlah sampah yang muncul di seluruh Indonesia mencapai 38,5 juta ton per tahun dengan dominan sampah tersebut berada di Pulau Jawa yakni sebesar 21,2 juta ton per tahun.
Permasalahan terkait sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Kota-Kota yang ada di Indonesia dan  tidak hanya Kota-Kota besar seperti Jakarta, Bandung atau Surabaya saja yang menghadapi permasalahan sampah, juga Kota-kota kecil ataupun Kabupaten yang ada di pelosok tanah air pun mempermasalahkan hal yang sama terhadap sampah, yang selalu menjadi masalah yang tiada henti. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan  ton sampah bahkan ratusan ton seperti kota Jakarta.
Selama ini sampah-sampah  hanya  diangkut oleh truk-truk sampah dan  langsung dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat pembuangan akhir (TPA) yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Akibatnya dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.  Adapun yang menjadi faktor dari persoalan tersebut ialah tingginya kepadatan  penduduk membuat konsumsi masyaarakat pun tinggi sehingga lahan yang tersedia untuk menampungnya pun tidak sebanding, sehingga terjadi lah hal yang tidak di inginkan seperti menumpuknya sampah. Di kota Yogyakarta sendiri menurut Badan Lingkungan Hidup (BLH) setiap harinya mampu menghasilkan sampah sebesar 230 Ton. Sedangkan untuk di daerah Bantul Berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup  (BPLH) Kabupaten Bantul mencatat bahwa setiap hari nya ada 100 ton sampah yang diangkut ke TPA piyungan , yang perdominasi sampah adalah sampah plastik. Dimana rata-rata 10 ton terdiri dari sampah plastik.
Untuk mengurangi permasalahan sampah yang terjadi saat ini, peran masyarakat sangatlah di butuhkan karena sumber dari permasalahan sampah yang terjadi pun berawal dari perilaku masyarakat yang tidak peduli dengan lingkunggan yang ada disekitarnya. Jika ada nya kepedulian atau keprihatinan sedikit saja dari masyarakat, setidaknya mampu untuk mengurangi permasalahan yang ada. Di dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu dari paradigma kumpul– angkut–buang, menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru. Paradigma yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan, misalnya, untuk energi, kompos, pupuk, dan bahan baku industri.
Dengan perkembangan zaman saat ini, tidak banyak masyarakat yang peduli dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, modernisasi juga berdampak  pada individualism seseorang namun ada juga segelintir orang yang pedulii dengan lingkungannya, Misalnya saja saat ini di Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana ada beberapa dari masyarakat yang memiliki kesadaran terhadap permasalahan sampah, yakni dengan mendirikan komunitas bank sampah. Salah satunya yakni Bank Sampah Gemah Ripah, adapun yang melatarbelangi dari berdirinya bank sampah gemah ripah ini yaitu  bertujuan untuk dapat mengurangi permasalahan sampah yang ada di Bantul, juga dapat meningkatkan roda perekonomian bagi mereka sendiri. Dan informasi dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) setelah adanya komunitas tersebut, mampu mengurangi permasalahan sampah di daerah tersebut.
      Komunitas Bank Sampah Gemah Ripah di Bantul ini merupakan bentuk salah satu inovasi yang sangat menarik, karena Berdasarkan hasil pra observasi, Bank Sampah Gemah Ripah merupakan pelopor berdirinya Bank Sampah-Bank Sampah lain yang ada di berbagai daerah di Indonesia. karena mampu menjadi inovasi terbaru dalam pengelolaan sampah agar mampu mengurangi permasalahan sampah saat ini yang tidak terselesaikan. Dan seperti yang kita ketahui sampah banyak disepelekan oleh masyarakat, namun dampak negatif nya sangat besar bagi masyarakat. Maka dari itu, menurut kelompok kami permasalahan sampah ini sangat lah menarik untuk dibahas. Bagaimana cara pengelolaan sampah yang ada di bank sampah gemah ripah sehingga bisa menjadi pelopor berdirinya bank sampah- bank sampah lainnya yang ada di daerah lain dan seberapa pengaruh setelah adanya Bank Sampah terhadap permasalahan Sampah yang volumenya semakin hari semakin bertambah.
            Rumusan Masalah
Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah Bank Sampah Gemah Ripah di Bantul ?
TEORI
1.     SAMPAH
Sampah adalah limbah atau buangan yang bersifat padat, setengah padat yang merupakan hasil sampingan dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. (Kodoatie, RJ. 2003. Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur Yogyakarta putaka Belajar). Menurut Daniel (2009) terdapat tiga jenis sampah, di antaranya:
a.      Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah atau biologis.
b.     Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus.
c.      Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)

2.     PARTISIPASI
      Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Sedangkan menurut Mubyarto (1997:35) bahwa mendefinisikan partisipasi sebagai kesediaan untuk membantu keberhasilan setiap program sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri
3.     INOVASI
      inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi (Everett M. Rogers (1983). Sedangkan menurut UU No. 18 tahun 2002 Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
Literatur Riview
Dalam penyusunan tugas ini penyusun banyak mendapatkan bahan dukungan lainnya dari  beberapa skripsi, dimana bahan tersebut mampu menjadi acuan penyusun dalam menyusun tugas ini hingga terselesaikan dengan baik, beberapa bahan tersebut merupakan hasil penelitian terdahulu yang memiliki  tema yang sama dengan tugas ini. Adapun beberapa hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1.     Ragil Agus Prianto “Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah di kelurahan Jombang kota Semarang”. Tugas akhir mahasiswa Universitas Negeri Semarang. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana bentuk dan mekanisme partisipasi masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Jomblang kota Semarang, dan Untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pegelolaaan Sampah di Kelurahan Jomblang kota Semarang dalam menjaga pelestarian lingkungan hidup. Penelitian tentang pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat di Jomblang Kota Semarang bertujuan untuk: (1) memperoleh gambaran proses perencanaan dan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat, (2) menginventarisir tantangan dan peluang dalam pengelolaan sampah rumah tangga, (3) mengajukan usulan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena yang terjadi dilokasi penelitian dengan menggunakan analisis sosio yuridis. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam upaya perbaikan lingkungan yaitu dengan memberikan sumbangan tenaga berupa kerja bakti. Selain itu, mereka juga mengadakan pertemuan warga yang dilakukan satu kali dalam sebulan, yang dihadiri oleh sebagian warga untuk tingkat RW dan seluruh warga untuk tingkat RT. Dalam hal ini tingkat RT cenderung berbentuk partisipasi langsung sedangkan tingkat RW berbentuk partisipasi tak langsung. Warga melakukan kegiatan tersebut tanpa merasa terpaksa sama sekali. Tingkat peran serta masyarakat yang terjadi di Kelurahan Jomblang menurut kategori Arnstein dapat digolongkan pada tingkat Informing/Pemberian Informasi. Bentuk peran serta masyarakat ini dipengaruhi oleh lamanya tinggal. karena semakin banyak warga yang dikenal maka semakin kuat ikatan psikologis dengan lingkunganya.
2.     Bunga Nur Mawwadah Nasution “Pemberdayaan Masyarakat : Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pemulang Indah RW 09 dan 13 Tangggerang Selatan” Tugas akhir mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah dan untuk mengetahui bagaimana dampak dengan adanya Bank Sampah.  Permasalahan sampah berjalan dengan seiring bertambahnya penduduk dan perubahan pola hidup masyarakat. Upaya – upaya yang dilakukan dalam menangani sampah. Diantara kegiatan Bank Sampah terdiri dari proses memilah, menimbang, dicatat dalam buku tabungan. Penelitian di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tanggerang Selatan  Banten. Studi ini menemukan bahwa adanya partisipasi  warga  dan kontribusi  Bank Sampah terhadap kebersihan lingkungan di RW 09 dan 13 Bukit Pamulang dan cukup signifikan. Program ini telah berhasil memproduksi sampah anorganik menjadi barang yang bernilai. Keberhasilan kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan lingkungan dan  dengan dengan Bank Sampah ini menjadi icon Tanggerang Selatan dalam penanganan masalah lingkungan, sehingga berpengarug besar terhadap warga dan pihak institusi.
            Temuan atau Data-data
                              Sebelumnya kita ketahui didirakannya bank sampah ini adalah sebagai inovasi baru dari pengelolaan sampah yang dari hasil pengelolaan tersebut dapat memberikan manfaat positif bagi warga sekitar.  Bank Sampah Gemah Ripah Badegan, merupakan bank sampah pertama di Yogyakarta, bahkan menurut pengakuan para pengelolanya merupakan yang pertama di Indonesia, yang menjadi pelopor berdirinya bank sampah- bank sampah lainnya yang ada di daerah lain. Di daerah Bntul saja sudah ada 127 kelompok pengelola sampah yang tergabung dalam jejaring yang tersebar di seluruh 17 kecamatan se Bantul dan dikoordinir oleh JPSM ‘Amor’ (Anggayuh Mulyaning Warga).
                               Saat ini menjadi salah satu bank sampah yang cukup berhasil mengelola sampah dan  menyulapnya menjadi berbagai macam produk. Bank Sampah Gemah ripah didirikan oleh masyarakat Badegan tahun 2008. Gagasan awal datang dari Bambang Suwerda dosen Politeknik Kesehatan Yogyakarta. Bambang merasa bahwa kesadaran warga tentang masalah sampah masih rendah. Untuk itu timbullah ide bagaimana cara mengelola dan memanfaatkan sampah itu dengan benar, sekaligus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan lingkungan, maka terbentuklah Bank Sampah Gemah Ripah.
Ide Bank Sampah yang pertama dipeloporin dari Yogyakarta ini sangat unik dan Brilian sebab menyimpan sampah terdengar paradoks. Sampah adalah sesuatu yang biasanya tidak berguna dan dibuang. Jika dihitung secara kasar di Indonesia dengan 250 Juta penduduk kira-kita setara dengan 50 Juta KK, jika diasumsikan perharinya setiap KK menghasilkan dan membuang sampah rumah tangga rata-rata 2 kg, maka setiap hari ada 100 Ribu Ton sampah di Indonesia ini. Kabupaten Bantul mencatat volume sampah yang terlayani se-Bantul sampai saat ini kurang lebih sekitar 100 ton per harinya atau sekitar 2.327,33 m3 per hari. Akses pelayanan sampah oleh pemerintah kabupaten belum mampu menjangkau keseluruhan masyarakat di Bantul. Sehingga volume sampah yang terangkut hanyalah 113,33 m3 per harinya. Namun, dengan adanya inovasi dari masyarakat terhadap permasalahan sampah . Yakni dengan mendirikannya Bank sampah sehingga mampu mengurangi dari permasalahan sampah yang ada dikabupaten Bantul.

Pembahasan
            Berdasarkan data pada statistik persampahan pada tahun 2014 data statistik persampahan domestik jenis sampah menduduki peringkat ke 2 yaitu sebesar 5,4 juta ton per tahun . Di Indonesia 57% adalah sampah Plastik, dan sebanyak 45 ribu sampah plastik mengapung di lautan samudra hindia pada setiap mill persegi samudra bahkan sampah plastik mencapai 100 meter di bawah samudra hindia. yang perlu diketahui adalah bahwa indonesia adalah perairan kedua yang meyimpan sampah plastik terbanyak menurut sebuah kajian di Universitas Goergia Indonesia, dan yang perlu diketahui bahwa ikan -  ikan di perairan indonesiabanyak sekali  menganduk sampah plasitik . seperti yang kita ketahui dimana  sepanjang tepi pantai Jakarta di pulau seribu  banyak berceceran samapah sehingga membuat lingkungan disekitarnya tidak bagus. Di indonesia sendiri, masyarakat rata- rata menghasilkan sampah 0,5 kg dan diantara sampah itu paling banyak adalah pengguna sampah plastik. Berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup  (BPLH) Kabupaten Bantul mencatat bahwa setiap hari nya ada 100 ton sampah yang diangkut ke TPA piyungan , yang perdominasi sampah adalah sampah plastik. Dimana rata-rata 10 ton terdiri dari sampah plastik.
Keterlibatan Masyarakat
1. Sosialisasikan gagasan kepada masyarakat dan tokoh Sosialisai ini dilakukan oleh penggagas terbentuknya pengelolaan berbasis masyarakat kepada sebagian kcil masyarakat yang bersedia untuk ikut andil dalam pengelolaan sampah dan tokoh masyarakat misalnya kepala dusun, ketua RT maupun ketua RW.

2. Bentuk tim pengelola sampah  Tim pengelola sampah ini dapat terdiri dari pelindung biasanya oleh kepala dusun, ketua RT atau ketua RW. Ketua pelaksana biasanya dipegang oleh penggagas, sekretaris, bendahara, seksi penerimaan sampah, seksi pemilahan, seksi humas dan seksi-seksi lain yang diperlukan sesuai kesepakatan bersama.

3. Mencari pihak yang bersedia membeli sampah (pengepul sampah)
Pihak-pihak yang bersedia membeli sampah adalah orang-orang yang mengumpulkan barang-barang rongsokan berupa sampah-sampah yang dapat didaur ulang.

4. Sosialisasi dengan seluruh masyarakat
Jika tim telah terbentuk dan terdapat kesepakatan bersama bahwa akan dilaksanakan program pengelolaan sampah mandiri maka dilakukan sosialisasi dengan seluruh masyarakat. Masyarakat diberi informasi tentang keuntungan ikut serta dalam pengelolaan sampah mandiri, peranan masyarakat dan manfaatnya terhadap lingkungan.

5. Menyiapkan fasilitias yang diperlukan bersama-sama
Fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah mandiri ini adalah tempat sebagai pengepul sampah sebelum diambil oleh pembeli sampah. Tempat ini dilengkapi dengan timbangan, buku administrasi, kantong-kantong untuk pemilahan sampah.

6. Lakukan monitoring dan eveluasi
Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan sebulan sekali melalui rapat anggota pemasok sampah meliputi jenis sampah yang dipasok, sistem bagi hasil antara pengelola dan pemasok sampah dan lain-lain. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab pelaksana
.
7. Laporkan hasil-hasil program kepada komunitas
Hasil-hasil pelaksanaan program pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat dilakukan sebulan sekali kepada seluruh warga yang terlibat dalam program ini. Pelaporan hasil dilakukan dengan transparan tanpa ada pihak-pihak yang dirugikan.

8. Kerjasama dan minta dukungan dengan pihak lain
Kerjasama yang dilakukan dalam program pengelolaan sampah mandiri ini antara lain pengepul sampah skala besar, toko-toko yang bersedia untuk konsinyasi barang-barang yang dibuat dari daur ulang sampah, toko-toko pertanian yang bersedia menjualkan kompos hasil pengelolaan sampah mandiri tersebut. Dukungan yang dapat diperoleh pada pelaksanaan program ini adalah dukungan dari pemerinyah setemoat misalnya tingkat kabupaten yang turut serta menggalakkan program ini dan menyediakan dana untuk pengembangan program ini. 
Inovasi
Mendengar kata Bank, mungkin kita akan berfikir sebuah tempat yang nyaman, bersih, dan transaksi perputaran uang berupa aktivitas menabung, mentransfer maupun mengambil uang, Adalah Bank Sampah Gemah Ripah, sebuah konsep baru dalam mengatasi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Terlebih Rumah tangga merupakan produsen sampah terbesar di lingkungan. Serangan wabah demam Berdarah Dengue (DBD) melanda dusun Bandegan tahun 2008, menggagas Bambang Suwerda mencetuskan ide membuat bengkel kesehatan lingkungan. Dosen Politeknik Kesehatan kementerian kesehatan di Yogyakarta ini memiliki angan-angan membuat warga di kampungnya melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, kepedulian terhadap kebersihan lingkungan yang akan mengurangi kasus wabah DBD di kampungnya.. Awalnya konsep Bambang hanya mengumpulkan dan mengolah sampah menjadi barang yang lebih berguna, namun konsep itu berubah ketika Bambang memutuskan untuk mengadopsi sistem yang diterapkan oleh bank konvensional. Sistem yang berjalan dalam bank sampah Gemah Ripah layaknya bank konvensional, namun terjadi perbedaan yang cukup unik. nasabah dapat berupa individu maupun kelompok, dengan pembagian hasil dan proses pengumpulan sampah yan berbeda pula.
Nasabah individu merupakan perorangan yang mengumpulkan sampah dirumah dan menyerahkan kepada teller di kantor bank sampah kemudian sampahnya akan ditimbang dan dicatat oleh teller di buku dan buku penerimaan, terdapat dua lembar kertas dengan warna yang berbeda, warna putih untuk nasabah sebagai bukti menabung sedangkan yang berwarna merah sebagai kertas / kartu kendali.. Sistem bagi hasil pada nasabah individu sebanyak 85% untuk nasabah dan 15% untuk kas bank sampah, dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana bank sampah. Nasabah  kelompok merupakan gabungan dari beberapa individu atau keluarga, nasabah elomok tidk menyerahkan sampahnya ke kantor bank sampah gemah ripah, namun nasabah kelompok mengumpulkan sampahnya di sebuah tempat penampungan, kemudian petugas yang telah ditunjuk oleh bank sampah yang akan mengambil sampah tersebut dan membawanya ke kantor bank sampah.
Sistem pembagian hasil pada nasabah kelompok sebesar 70% untuk kelompok dan 30% untuk petugas pengambil sampah, pada kedua sistem tersebut pembagian hasil dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Sistem pembagian pun dihitung dari jumlah dan jenis sampah yang diserahkan oleh nasabah baik individu maupun kelompok, bank sampah memperlihatkan harga sampah dari masing-masing jenis da penerimaan dipapan pengumuman, karena sistem keterbukaan dalam mengelola sampah dan dana tetap terjaga antara nasabah dan pengelola bank sampah.Sampah bisa menjadi barang yang bernilai tinggi. Bank sampah gemah ripah tidak menyalurkan seluruh hasil sampah kepada pengempul sampah, terdapat beberapa nasabah dan anggota bank sampah gemah ripah yang mengubah saapah yang terkumpul menjadi barang kebutuhan ruah tangga, kaos ,cendera mata, buku catatan, tas tahan air, hingga replika burung garuda. gambar seperti di bawah

Pengerajin mendapatkan pendampingan selama 3 bulan untuk megubah sampah gabus (steoroform) menjadi barang – barang bernilai ekonomis tinggi, hasil arya terbesarnya adalah maskot bank sampah gemah ripah, (replika tokoh Pinokio memegang pengki dan sapu lidi) berdiri kokoh di depan kantor bank sampah gemah ripah. Hasil kerajinan daur ulang pengerajin bank sampah gemah ripah terdapat tak jauh dari kantor bank sampah, sebuah distro kerajinan bank sampah yang menarik pengunjung untuk membeli hasta karya warga dusun bandegan. Banyak turis manca negara yang berkunjung ke bantul untuk mendapatkan hasta karya tersebut untuk menjadi cendera mata di negara asalnya, terkadang banyak pesanan dari luar jawa dan luar negeri untuk mendapatkan hasta karya dyang terdapaty di distro Bank sampah geah ripah. Tak hanya itu, Bambang suwerda pun menulis buku praktis untuk mengolah sampah dan managemen pengolahan bank sampah. Mengubah pemulung menjadi pengempul Jumlah nasabah bank sampah bertambah secara berkala setiap minggunya, saat ini tercatat sebanyak 248 KK menjadi nasabah individu bank sampah Gemah Ripah, tak hanya warga dusun Bandegan yang menjadi nasabahnya, namun beberapa nasabah tercatat berdomisili diluar desa Bandegan. “kami tidak membatasi nasabah dari dusun bandegan saja, tapi dari luar dusun juga bisa.
Karena tujuan awal kita mendirikan bank sampah untuk merubah sikap dan perilaku masyarakat untuk melaksanakan pola hidup bersih dan sehat daam kegiatan sehari-hari” ungkap Bambang. Dengan jumlah nasabah yang cukup besar, bank sampah Gemah Ripah awalnya melaksanakan panen setiap bulan, namun saat ini setiap dua minggu bank sampah melaksanakan panen sampah. Bank sampah Gemah Ripah mendapatkan 500 ribu sampai 700 ribu setiap panennya. Bank sampah gemah ripah memiliki andil yang besar dalam meningkatkan taraf hidup pemulung di wilayah Bantul, dengan kondisi warga yang sudah sadar untuk menabung sampah, tak lagi kita jumpai pemulung yang berada di wilayan dusun Bandegan. Mereka tidak lagi menjadi pemulung seperti sebelumnya, namun saat ini mereka telah menjadi pengempul sampah. Ketika masa panen sampah tiba bank sampah harus mencari tempat untuk menjual sampah yang terkumpul, mengingat banyak pemulung yang memiliki jejaring untuk menjual sampah, bank sampah mengajak para pemulung yang biasa beroperasi diwilayah dusun bandegan menjadi pengempul sampah .Konsep bank sampah gemah ripah merupakan konsep pertama di Indonesia dalam pengolahan sampah, saat ini banyak daerah di Indonesa yang belajar dan mengikuti konsep bank sampah gemah ripah, melihat hal itu bambang mengungkapkan rasa bahagia ketika ada daerah lain yang mengikuti konsep bank sampah, karena dengan bank sampah terdapat nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang timbul.
Tren membuat bank sampah telah menjamur di negeri ini, seperti terlihat di beberapa wilayah di Jawa tengah dan Jakarta, mereka belajar konsep tersebut dari bank sampah gemah ripah dan mengadopsi di wilayah masing-masing. Selain bank sampah, Bambang Suwerda memiliki program lain, pembuatan pupuk Kompos Dan Air Bersih Untuk Bantul Dan Sekitarnya, Mengingat Bambang Suwerda Ikut Terlubat Dalam Operasi Tanggap Darurat Bencana Saat Gempa Mengguncang Yogyakarta Dalam Bidang Water And Sanitation Bersama Palang Merah Indonesia Tahun 2006. Selain Itu Ada Pula Inovasi Yang Dilakukan Oleh Bank Sampah Bantul Yaitu Para Pembuang Sampah (Nasabah) Bisa Membuka Rekening Dan Secara Berkala Bisa Mengisi Tabungan Dengan Cara Memasok Sampah Yang Ditimbang Dan Diberi Nilai Moneter, Sesuai Harga Yang Sudah Ditentukan. Nilai Moneter Ini Ditabung, Dan Sama Halnya Sebuah Bank Komersil, Isi Tabungan Tersebut Bisa Ditarik Sewaktu-Waktu. Prinsip Dasar Bank Sampah Gemah Ripah Adalah  Untuk Menyimpan Sampah, Untuk Menabung, Untuk Menghasilkan Uang, Untuk Mengubah Perilaku Dan Menjaga Kebersihan. Mekanisme Yang Diterapkan Adalah Bagi Hasil Antara Nasabah Dengan Pengelola Bank Sampah. Dari Hasil Penjualan Sampah Yang Terkumpul Kemudian Digunakan Untuk Keperluan Komunitas, Termasuk Bisa Untuk Membeli Pulsa Di Bank Sampah Badegan.
Bank Sampah Gemah Ripah di Dusun Badegan, Desa Bantul, Kecamatan Bantul, rayuan beli sampah tersebut menjadi senjata untuk menyadarkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap sampah. Dengan program Beli Pulsa dengan Sampah tersebut, diharapkan dapat menggaet generasi muda agar lebih sadar mengelola sampah. Program Beli Pulsa dengan Sampah adalah program terbaru yang diluncurkan oleh Bank Sampah Gemah Ripah dalam menggaet lebih banyak konsumen. Bank Sampah Gemah Ripah ingin anak muda khususnya kalangan remaja juga berperilaku sama dengan orang tua mereka yang sadar akan sampah. Sistem beli pulsa dengan sampah ini sebenarnya sama dengan sistem tabungan sampah biasa. Hanya saja, yang membedakan adalah saldo dari nilai sampah yang ditabung bisa ditukar atau diminta nominal pulsa.. Sistem beli pulsa dengan sampah ini memang dikemas secara digital atau komputerisasi. Semua data dan jumlah saldo masing-masing nasabah sudah dimasukkan dalam database komputer. Strategi beli pulsa dengan sampah menjadi upaya Bank Sampah Gemah Ripah untuk meningkatkan omzet mereka
Partisipasi Masyarakat.
            Adapun bntuk partisipasi dari masysrakat disini adalah dengan memanfaatkan bank sampah itu sendiri. Hal tersebut diawali dengan adanya kesadaran dan kepedulian seseorang terhadap lingkungannya. Para warga di dusun tersebut mulai mengumpulkan sampah di rumahnya. Sampah tersebut lalu disetorkan ke Bengkel Kerja Kesehatan Lingkungan atau yang lebih dikenal dengan nama Bank Sampah. Sebelumnya kita patut ketahui bagaimana cara kerja dari Bank Sampah itu sendiri. Berikut cara kerja bank sampah secara umum.
Cara kerja secara umum dari bank sampah itu sendiri, yakni sebagai berikut: :
1.             Mengumpulkan semua sampah anorganik yang ada dilingkungan sekitar.
2.             Sampah yang terkumpul tersebut, lalu dikumpulkan lagi ke petugas atau pengepul yang telah ditunjuk yang ada lingkungan sekitar tempat tinggal.
3.             Kemudian sampah yang terkumpul tersebut dipilah-pilah sesuai jenisnya dan kemudian ditimbang.
4.             Selanjutnya, setelah ditimbang, sampah tersebut akan ditukarkan dengan sejumlah uang.
5.             Uang tersebut dapat diambil langsung atau dapat juga ditabungkan pada petugas yang ditunjuk di lingkungan sekitar tempat tinggal. Namun, ada juga bank sampah yang langsung membuatkan buku tabungan untuk masing-masing anggotanya, sehingga sistem administrasi keuangannya bisa lebih jelas, transparan dan terorganisir.
Adapun mengenai Bank Sampah yang baik, harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.           Memiliki badan hukum.
2.          Memiliki sistem administrasi yang jelas.
3.          Memiliki pengepul tetap.
4.           Memiliki buku tabungan.
5.          Memiliki pihak penanggung jawab dan petugas lainnya

                        Pengelolaan Sampah.
Pengelolaan sampah juga merupakan bentuk dari partisipasi masyarakat. Masyarakat menjadi lebih kreatif dengan memilah-milah sampah yang dapat digunakan atau di produksi kembali seperti sampah sterofom yang dapat digunakan sebagai bahan kerajinan dan juga sampah bekas makanan dan minuman yang dapat disulap menjadi kerajinan rumah yang baik serta dengan mengolah sampah menjadi kompos. Berikut di jelaskan proses pengelolaan bank sampah :
            Menurut  relawan di Bank Sampah,  sampah di pilah menjadi 3 kantong, kantong I berisi sampah plastik,kantong ke II berisi sampah kertas dan kantong III berupa kaleng dan botol. Untuk harga per kilogram kertas-kertas tergantung dengan jenis kertasnya. Sedangkan plastik,botol,dan kaleng harganya menyesuaikan ukuran. Setiap bulan pihak Bank mendatang-kan pengepul untuk membeli. Walau sudah mempunyai struktur managemen yang boleh dipandang cukup profesional, namun semuanya belum digaji. Mereka masih bekerja secara sukarela tanpa dibayar. Pada mulanya nasabah atau mereka yang menyetor sampah pada bank sampah ini, hanya terdiri dari warga dusun Badegan. Namun sekarang sudah bertambah dari warga dusun lainnya di sekitarnya. Nasabah yang tergolong individu sudah mencapai 150 orang, sedangkan yang komunal sudah 16 kelompok. Pihak Bank hanya memotong 15 % dari setiap individu, untuk yang komunal dipotong 30 %, dari nilai jual sampah. Potongan tersebut untuk membiayai kegiatan operasional Bank tersebut.. Tidak semua sampah di setor ke pengepul, ada sebagian sampah yang dikelola menjadi aneka aksesoris rumah tangga, seperti tas, dompet,baju rompi. Semua itu dibuat dari plastik sachet dan untuk sampah gabus dibuat pot bunga. Barang-barang tersebut di jual dengan harga Rp 20.000 sampai Rp 60.000. Untuk memproduksi barang-barang tersebut dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dusun Badegan sebagai kerja sambilan.
Untuk sampah organik sendiri diolah menjadi pupus kompos melalui proses composting, sedangkan sampah sterofoam digunakan sebagai bahan baku tambahan dari pembuatan batako atau kerajinan tangan lainnya.

Faktor Pendukung partisipasi.
            Faktor pendukung partisipasi dapat kita lihat dari manfaat-manfaat yang timbul dari adanya Bank Sampah tersebut seperti manfaat yang ditimbulkan bagi lingkungan maupun manfaat ekonomi yang dapat dirasakan atau dapat diterima oleh warga daerah tersebut. berikut beberapa manfaat nya :
a.      Manfaat Lingkungan.
      Tumpukan sampah kerap menjadi masalah. Di samping mengganggu keindahan, sampah juga menjadi sarang penyakit, bahkan bisa mengakibatkan banjir, maka dari itu didirikannya bank sampah ini mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan alam warga setikar yakni mencegah terjadinya banjir. Selain banjir dengan pengelolaan sampah yang baik juga mengurangi berbagai masalah kesehatan yang diakibatkan oleh penumpukan sampah. Dan juga tentunya dapat menjaga keindahan lingkungan. Dengan lingkungan yang bersih, indah maka dapat menjadikan kenyamanan dan tentunya memberikan manfaat-manfaat positif bagi warganya.
b.     Manfaat Ekonomi.
      Dari segi ekonomi, pengelolaan sampah yang terorganisir oleh bank sampah menimbulkan manfaat ekonomi yang dapat dirasakan oleh warga itu sendiri yaitu uang hasil menabung sampah dapat di ambil dan dimanfaatkan oleh warga. Selain dari uang tabungan sampah warga juga dapat mendapatkan ataupun menambahkan penghasilan dari hasil penjualan kerajinan tangan sebagai produk kreatif dari warga dan juga dari hasil penjualan kompos. Hal tersebut tentunya menjadi hal positif yang dapat terus meningkatkan partisipasi dari para warga tersebut.
c.      Manfaat Ketrampilan.
      Adanya pelatihan pengolaan sampah yang diadakan menjadikan masyarakat yang turut berpartisipasi dalam hal tersebut mendapatkan manfaat dari hasil pelatihan tersebut dan juga mengetahui bagaimana cara memproduksi kembali sampah-sampah yang masih bisa diproduksi seperti sampah plastik bekas makanan yang dapat dijadikan rompi, dan juga pembuatan pupuk kompos. Tidak hanya hanya menambah ketrampilan namun mayarakat juga mendapat pengalaman yang nantinya akan bermanfaat bagi kehidupan warga.

Faktor penghambat
       Disisi adanya faktor pendukung pastinya ada faktor penghambat dari proses partisipasi tersebut. adapun salah satu faktor yang menjadi penghambat partisipasi adalah semangat pembentukan di awal yang kurang dari masyarakat, tidak adanya regenerasi pengurus serta jaringan yang kurang luas. Kemudian kurangnya perhatian bagi pegurus bank sampah itu sendiri. Dari faktor-faktor diatas dapat berpengaruh terhadap kelangsungan bank sampah. Dari beberpa masalah yang timbul diatas mengakibatkan beberapa bank sampah di darah tersebut tidak aktif bahkan mati suri. Artinya bank sampah tersbut tidak berkembang dan tidak dapat beroperasi lagi. Namun hal itu tidak dibiarkan oleh pihak BLH artinya dari pihak BLH mengambil langkah yaitu bagi bank sampah yang tidak aktif tersebut terus dilakukan pembinaan dan pendampingan, dengan harapan pengurus lebih aktif dan masyarakat semangat berpartisipasi dalam pengelolaan sampah mandiri tersebut.

Solusi
1.     Menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan membuang sampah sembarangan, hal ini lah yang paling utama yang perlu dilakukan. Bisa dilakukan seperti adanya sosialisasi secara terus menerus oleh pemerintah maupun komunitas peduli sampah kepada masyarakat luas. Agar mampu untuk mengimplemntasikan hal tersebut.
2.     Pemerintah seharusnya memberikan tindakan tegas bagi seseorang yang membuang sampah sembarangan, bukan membiarkannya, agar untuk yang akan datang oknum-oknum tersebut jera untuk berbuat hal yang sama. Seperti peraturan yang diterapkan oleh pemerintah Singapore, sehingga masyarakat nya pun akan jera terhadap peraturan yang berlaku. Seperti yang kita lihat lingkungan Singapore sangat lah terjaga dan tertata, tidak lain karena adanya peraturan yang sangat tegas, sehingga mampu membawa dampak yang baik.
3.     Adanya inovasi terbaru dari pemerintah. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah negera – negara maju lainnya yaitu seperti negara Belanda, Eropa, Australia, Ingris dan lainnya. Dimana inovasi terbaru tersebut bertujuan untuk mengurangi permasalahan sampah yang ada dan memberikan dampak yang positif. Salah satu nya di Negara Bealanda Sampai dengan abad ke-17 penduduk Belanda melempar sampah di mana saja sesuka hati. Di abad berikutnya sampah mulai menimbulkan penyakit, sehingga pemerintah menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah. Di abad ke-19, sampah masih tetap dikumpulkan di tempat tertentu, tapi bukan lagi penduduk yang membuangnya, melainkan petugas pemerintah daerah yang datang mengambilnya dari rumah-rumah penduduk. Di abad ke-20 sampah yang terkumpul tidak lagi dibiarkan tertimbun sampai membusuk, melainkan dibakar. Kondisi pengelolaan sampah di Negeri Kincir Angin (Belanda) saat itu kira-kira sama seperti di Indonesia saat ini. Kini di abad ke-21 teknologi pembakaran sampah yang modern mulai diterapkan. Teknologi itu memungkinkan pembakaran tidak menimbulkan efek sampingan yang merugikan kesehatan. Agar tujuan itu tercapai, sebelum dibakar sampah mesti dipilah-pilah, bahkan sejak dari rumah. Hanya yang tidak membahayakan kesehatan yang boleh dibakar. Sampah yang memproduksi gas beracun ketika dibakar harus diamankan dan tidak boleh dibakar. Yang lebih menggembirakan, selain bisa memusnahkan sampah, ternyata pembakaran itu juga membangkitkan listrik.
            Kesimpulan
            Dengan berdirinya bank sampah gemah ripah di bantul partisipasi masyarakat dalam mengumpul kan dan mengelola hasil sampah berjaalan baik karena dari diri beberapa masyarakat sudah memiliki kesadaran akan pentingnya mengjaga lingkungan dengan mengelola sampah sampah , dari mengelola sampah tersebut juga mendapatkan nilai ekonomis keluarga , nilai ekonomis itu didapatkan dari memanfaatkan inovasi – inovasi yang ada misalnya, dengan menabung sampah yang diambil hanya 3 bulan sekali dan menukar sampah dengan pulsa.  adapula inovasi nya seperti mengubah sampah menjadi sebuah bentuk kerajian yang bernilai guna untuk meningkat roda perekonomian maasyarakat.






DAFTAR PUSTAKA
            http://digilib.uin-suka.ac.id/6315/

            

Minggu, 20 Oktober 2013

wanita sholeha atau wanita cantik ??

wanita sholeha atau wanita cantik ??


Pesona Kecantikan

Subhan tidak bisa menolak apa yang telah direncanakan orangtuanya, yaitu perjodohan dengan perempuan yang sama sekali tidak dikenalnya.
            “Azizah adalah perempuan yang sangat baik. Dia pandai menata rumah. Selain itu, dia adalah perempuan yatim piatu yang salihah,” kata ibunya.
            “Bagiku, perempuan salihah yang akan mendampingimu jauh lebih berharga dibandingkan semua perempuan cantik di dunia ini,” lanjut ayahnya mantap.
            Hati Subhan berontak. Namun, dia tidak ingin menjadi anak yang durhaka karena menentang orangtua. Akhirnya, dia pasrah dan menuruti kemauan orangtuanya.
            “Jika kau setuju, Anakku. Kami akan menjemput Azizah di kampungnya,” ujar ayahnya.
            Bagaimana mungkin aku tidak setuju? Kata subhan dalam hati.
            Subhan hanya mengangguk setuju. Ia tak ingin mengecewakan keinginan orangtuanya. Jika perjodohan ini membuat orangtuanya bahagia, Subhan akan menyetujuinya. Bagi Subhan, tidak ada yang lebih berharga selain membahagiakan orangtuanya.

            Paras Subhan yang tampan memudahkan dirinya memilih perempuan cantik mana pun yang akan dijadikan istrinya. Sebenarnya, Subhan memiliki kriteria sendiri untuk calon pendampingnya. Dia ingin mendapatkan seorang perempuan yang elok. Semua harapannya tinggal impian. Azizah, gadis yang dijodohkan dengannya, sama sekali tidak dia ketahui rupanya.

            Ketika khitbah, sekilas ia menatap wajah calon istrinya. Menurut ayah dan ibunya, Azizah baik. Subhan bisa melihat dari wajahnya yang teduh dan damai, tetapi tidak ada guratan kecantikan di sana. Aaah…
            Azizah adalah perempuan dengan rupa yang sederhana, jauh dari kriterianya. Batin Subhan menjerit, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Di lubuk hatinya, dia tetap menilai kecantikan perempuan bukan sekadar baik. Namun, perempuan itu haruslah memiliki tubuh tinggi , langsing, mata bulat lengkap dengan bulunya yang lentik, hidung mancung, bibir ranum, dan kulit yang indah. Azizah, tidaklah demikian.

            Perjodohan harus terlaksana. Subhan tidak bisa menolak keinginan orangtuanya. Dengan sekuat tenaga, Subhan mengusir kriteria perempuan dan berusaha menerima Azizah apa adanya. Berusaha mencintainya, walau rasanya itu akan sia-sia saja.
            Akhirnya, pernikahan terjadi. Subhan melihat Azizah begitu bahagia. Sinar matanya mengatakan hal itu. Subhan berusaha untuk bahagia. Demi orangtuanya, Subhan berusaha membuat semuanya terlihat bahagia, walau setiap malam hatinya menjerit. Begitu sulit melepaskan diri dari kriteria perempuan impiannya.

            Hari demi hari, dia semakin tidak mampu berpura-pura bahagia. Subhan merasa hidupnya sia-sia. Dia mulai marah dengan keadaan itu. Ya, dia mengakui bahwa Azizah melayaninya dengan baik. Azizah seorang istri yang baik, tetapi itu tidak cukup membuat Subhan mencintainya.
            Subhan mulai mengacuhakan Azizah. Azizah semakin menyadari bahwa suaminya tidak mencintainya. Subhan semakin ketus hingga akhirnya Azizah bertanya kepadanya, tetapi Subhan tak menjawab.
            “Apa pun yang kaulakukan padaku, aku akan tetap mengabdi padamu sebab kau adalah suamiku,” ujar Azizah mantap.
            Subhan hanya diam tak menyahut. Ternyata memang benar, walau Subhan bertindak seenaknya, Azizah tetap melayani Subhan dengan baik. Azizah memang istri yang baik dan benar kata orangtuanya, Azizah juga perempuan yang salihah. Saat tengah malam, dia tak pernah absen shalat tahajud dan melantunkan ayat Al-Qur’an. Namun hal itu sama sekali tidak membuat hati Subhan tergugah. Kadang, Subhan memaki dirinya sendiri. Mengapa dia begitu terobsesi pada perempuan cantik ? Bukankah dalam agama Islam diajarkan bahwa keimanan adalah faktor terpenting dalam memilih pasangan ?
            “Aku hamil,” kata Azizah suatu pagi.
            Subhan hanya menatapnya dengan dingin.

            Pada suatu hari, di tengah perjalanan menuju rumah, Subhan bertemu dengan sahabat lamanya. Wajah sahabatnya itu sungguh berduka.
            “Mengapa kau terlihat bersedih?” tanya Subhan.
            Sahabat Subhan lalu mengajak Subhan berteduh di sebuah masjid.
            “Aku ingin bercerita,” katanya.
            Subhan berjalan mengikuti sahabatnya menuju masjid. Dalam hatinya ia bertanya tentang hal yang ingin di ceritakan sahabatnya itu. Seharusnya dia bahagia karena telah menikahi seorang perempuan yang sangat cantik.
            “Ini mengenai pernikahanku. Maafkan aku, ya Allah…,” desisnya pelan. “Aku tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan istriku, tapi…” lanjutnya.
            “Apa yang terjadi?” tanya Subhan.
            “Kau tahu betapa aku sangat mencintai istriku. Kuakui aku jatuh cinta padanya karena dia sangat cantik dan sempurna.”
            “Ya…,” terbayang di benak Subhan wajah istri sahabatnya yang memang sangat cantik.
            “Pada awalnya, orangtuaku tidak merestui hubungan kami. Hingga Ayah menanyakan, mengapa kau tidak menikahi perempuan yang salihah? Ya, memang benar istriku tidak sempurna dalam akhlaknya. Dia adalah perempuan yang jarang mengaji dan shalat. Hatiku telah dibutakan oleh kecantikannya.”
            “Lalu?” tanya Subhan penasaran.
            “Ternyata, pernikahanku memang tidak bahagia. Istriku terlalu banyak menuntut. Awalnya, aku memaklumi karena dia memang masih awam dalam hal agama. Aku sebagai suaminya, akan berusaha menuntunnya. Namun, aku justru semakin tersiksa dengan sikapnya. Jika tuntutannya tidak kukabulkan, dia tidak memperlakukanku seperti seorang suami. Istriku sangat boros, bahkan kini aku memiliki begitu banyak utang karenanya. Ketika aku menegurnya, dia beralasan karena aku tidak bisa mencukupi kebutuhannya, padahal…”
            “Ya…?” mata Subhan membulat.
            “Tahukah kau? Orangtuaku kini jatuh miskin karena semua yang mereka miliki diberikan kepadaku demi membahagiakan istriku.”
            Subhan tertegun.
            “Kini, aku tidak memiliki apa-apa lagi. Istriku malah semakin tidak menghormatiku,” kata sahabat Subhan sambil menitikkan air mata.
            “Istriku meminta cerai. Alasannya, dia bisa lebih bahagia dengan lelaki kaya yang sanggup memberikan segalanya.”

            Cerita sahabatnya itu membuat hati Subhan teriris. Apa yang sudah dia lakukan pada Azizah sungguh tidak adil. Allah memberinya jodoh terbaik. Azizah memang tidak cantik, tetapi dia adalah seorang perempuan yang salihah. Dia adalah seorang istri yang sangat menghormati suaminya. Dia adalah istri yang tak pernah menuntutnya, bahkan dia memberikan cinta tanpa pamrih yang begitu indah.

            Selepas mendengarkan kisah pilu sahabatnya, diam-diam hati Subhan bertekad bahwa tidak ada lagi kriteria perempuan impian dalam hatinya. Bidadari itu sudah dikirimkan Allah untuknya.
            “Azizah, aku akan berusaha mencintaimu,” kata Subhan dalam hatinya.
            Sebelum pulang, Subhan menyempatkan diri ke sebuah toko untuk membeli sebuah jilbab yang cantik. Dia ingin membuat Azizah bahagia dan memberinya senyum yang manis. Setiba di rumah, ketukan pintu Subhan tidak dihiraukan.
            “Ke mana istriku?” tanyanya dalam hati.
            Kreeeek… ternyata pintu rumah tidak terkunci.
            “Assalamu’alaikum”
            “Wa’alaikum salam.” Dari arah kamar, terdengar suara lirih Azizah.
            Dengan langkah cepat, Subhan menuju kamar. Dilihatnya Azizah tergeletak di kasur dalam keadaan lemas.
            “Ya Allah, apa yang terjadi padamu?” Subhan memeluk Azizah.
            “Aku terjatuh di kamar mandi,” jawab Azizah lirih.
            “Kenapa kau tidak pergi ke rumah sakit? Tidak adakah yang menolongmu?” Subhan gusar.
            “Aku belum meminta izinmu, Suamiku.”

            Subhan menangis, dadanya terasa sesak. Dalam tangisannya, terbayang sikapnya yang tidak adil kepada Azizah. Pengorbanan dan pengabdian Azizah sungguh luar biasa. Subhan memeluk erat tubuh Azizah hingga Subhan merasakan detak jantung Azizah berhenti. Azizah meninggal dalam pelukannya dengan wajah yang sangat teduh. Dia terlihat cantik. Dalam penyesalan yang meyeruak, Subhan merasakan angin sejuk menghampiri dirinya. Cahaya cinta yang memancar dari wajah Azizah semakin kuat untuknya. Subhan menyesal karena tidak memberikan hatinya untuk perempuan itu.

            Di samping tubuh Azizah, terdapat sepucuk surat. Subhan lalu membacanya dengan pandangan yang terhalang air mata.
            Suamiku, maafkan aku karena tidak membuatmu bahagia. Berikan ridha dan ikhlasmu untukku dan anak kita. Aku mencintaimu.  ISTRIMU

            Subhan menangis tersedu-sedu, “ Kenapa cinta ini datang terlambat, ya Allah, ampuni aku ya Allah, aku menyesal, akankah aku bisa mendaptkan Azizah kembali  ya Allah ? “ .
ya….Allah menghukumnya dengan penyesalan yang luar biasa.

“sesungguhnya, dunia seluruhnya adalah benda (perhiasan) dan sebaik-baik benda (perhiasan) adalah wanita (istri) yang salihah.” –HR MUSLIM

" Diperhiaskan bagi manusia kesukaan kepada barang yang diingini, (yaitu) dari hal perempuan dan anak laki-laki, dan berpikul-pikul emas dan perak, dan kuda kenderaan yang diasuh, dan binatang-binatang ternak dan sawah-ladang. Yang demikian itulah perhiasan hidup di dunia. Namun di sisi Allah ada (lagi) sebaik tempat kembali "

 " Katakanlah: sukakah kamu aku ceritakan kepada kamu apa yang lebih baik daripada yang demikian, di sisi Tuhan mereka, bagi orang-orang yang bertakwa? Ialah syurga-syurga, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan isteri-isteri yang suci, dan keridhaan dari Allah. Dan Allah melihat akan hamba-hambaNya." ( QS. Ali Imron : 14-15 )

Bagaimana, mana yang yang lebih menggiurkan JANJI ALLAH SWT atau RAYUAN KENIKMATAN SESA'AT ?